Suatu hari malik bin dinar pernah melintasi seorang anak.
Malik
: aku berniat mengucp salam padanya. Tp aku urungkan niatku karena
gengsi. Dalam hati kecil aku bergumam. Wahai jiwa, Rasululloh saja
mengucap salam kepada anak kecil. Aku pun segera mengucap salam padanya"
Anak kecil : 'Alaikas salam warohmatulloh wahai Malik bin dinar.
Malik : dari mana Engkau mengenalku? Sebelumnya kamu belum pernah melihat ku.
Anak kecil : Karena ruh ku bertemu ruh mu di alam kerajaan Alloh. Diantara kita ada Dzat yg Maha hidup yg tidak pernah mati.
Malik : apa perbedaan antara akal dan jiwa? 'tanyaku menelisik.
Anak kecil : jiwa it melarangmu mengucap salam. Sedangkn akal yg menyuruhmu mengucapkn slam. Jelas nya.
Malik : mengapa kamu bermain dgn tanah ini? Tanyaku kembali.
Anak kecil : karfna kita semua di ciptakan dr tanah dan akan kembali terkubur oleh tanah.
Malik : aku lihat kamu sesekali tertawa, sesekali menangis kenapa?
Anak kecil : benar ketika ingat siksa Rabbku aku menangis. Dan ketika ingat rahmat-Nya aku tertawa.
Malik :anak ku dosa apa yg kamu perbuat bukankah anak kecil seperti mu tidak akan mendapat siksa karena belum tertaklif ibadah?
Anak kecil : bukankah engkau tahu malik bin dinar bahwa neraka itu bahan bakarnya adalah manusia dan batu ( al baqoroh 24 )
dan
aku sering melihat ibuku memasak. Dia tidak memasukan dulu kayu bakar
yg besar melainkan dia memasukan dulu kayu bakar yg kecil.
Jadi wahai Malik bin dinar aku menangis karena Aku takut seperti kayu bakar yg kecil.
Renungkanlah..!! Wahai malik bin dinar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar